PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF
Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variable, yaitu
hubunagn simetris, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan interaktif
(saling mempengaruhi). Untuk mencari hubuangan antara dua variable atau lebih
dilakuakn dengan menghitung korelasi antar variable yang akan dicari
hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar dua variable atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif atau negative, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya
koefisien korelasi.
Hubungan dua variable atau lebih dikatakan hubungan
positif, bila nilai suatu variable ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai
variable yang lain, dan sebaliknya nila satu variable diturunkan maka akan
menurunkan nilai variable yang lain. Hubungan dua variable atau lebih dikatakan
hubungan negative, bila nilai satu variable dinaikkan maka akan menurunkan
nilai variable yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variable
diturunkan, maka akan menaikkan nilai variable yang lain.
Kuatnya hubungan antar variable dinyatakan dalam
koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien
korelasi negative terbesar = -1, sedangkan yang terkeceil adalah 0. Bila
hubungan antar dua variable atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1
atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada
variable yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variable yang
lain tanpa terjadi kesalahan (error). Semakin kecil koefisien korelasi, maka
akan semakin besar error untuk membuat prediksi. Sebagai contoh, bila hubungan
bunyinya burung Prenjak mempunyai koefisien korelasi sebesar 1, maka akan dapat
diramalkan setiap ada bunyi burung Prenjak maka akan dipastikan aka nada tamu.
tetapi kalau koefisien korelasinya kurang dari satu, setiap ada bunyi burung
Prenjak belum tentu ada tamu, apalagi koefisien korelasinya mendekati 0.
Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang
dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Koefisien mana yang akan
dipakai tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan
berbagai teknik statistic korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif.
Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistic nonparametris dan untuk data
interval dan ratio digunakan statistic parametris.
PEDOMAN
UNTUK MEMILIH TEKNIK KORELASI DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS
Macam
/ Tingkatan Data
|
Teknik
Korelasi yang Digunakan
|
Nominal
|
1.
Koefisien
Kontingency
|
Ordinal
|
1.
Spearman
Rank
2.
Kendal
Tau
|
Interval
dan Ratio
|
1.
Pearson
Product Moment
2.
Korelasi
Ganda
3.
Korelasi
Parsial
|
1. Korelasi Product Moment (Pearson)
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membukitkan hipotesis hubungan dua variable bila data kedua variable berentuk
interval/ratio, dan sumber data dari dua variable atau lebih tersebut adalah
sama, berbentuk regresi linear dan data dari setiap variable berdistribusi
normal.
Rumus :
rxy =
Dimana :
n = banyaknya pasang data (unit sampel)
x = variable bebas
y = variable terikat
rxy = korelasi antara variable x dan y
Ada 3 kemunkinan hipotesis yang diuji yaitu :
-
Hipotesis uji dua pihak
H0 :
= 0
H1 :
0
-
Hipotesis satu pihak, uji pihak kanan
H0 :
0
H1 :
0
-
Hipotesis satu pihal, uji pihak kiri
H0 :
0
H1 :
0
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan :
-
Menggunakan table r product momen (untuk n
besar) dengan dk=n
-
Menggunakan table distribusi 9untuk n kecil)
dengan dk = n-2
Criteria pengujian (dengan table r)
-
Terima H0 jika rhitung
rtabel
atau
-
Tolak H0 jika rhitung
rtabel
Criteria pengujian (dengan table distribusi t)
-
Terima H0 jka thitung
ttabel atau
-
Tolak H0 jika thitung
ttabel
Konversi nilai r menjadi t hitung menggunakan :
t =

Contoh Soal dan Pembahasan :
1.
Ujilah koefisien korelasi hubungan antara
kecerdasan intelektual [X] dengan asil belajar matematik [Y] pada table dibawah
ini :
Table Korelasi antara Kecerdasan Intelektual
dengan Hasil Belajar
No
|
X
|
Y
|
XY
|
X2
|
Y2
|
1
|
3
|
3
|
9
|
9
|
9
|
2
|
6
|
4
|
24
|
36
|
16
|
3
|
5
|
5
|
25
|
25
|
25
|
4
|
2
|
7
|
14
|
4
|
49
|
5
|
4
|
6
|
24
|
16
|
36
|
6
|
7
|
6
|
42
|
49
|
36
|
7
|
8
|
9
|
72
|
64
|
81
|
8
|
7
|
10
|
70
|
49
|
100
|
9
|
6
|
9
|
54
|
36
|
81
|
10
|
9
|
8
|
72
|
81
|
64
|
11
|
5
|
9
|
45
|
25
|
81
|
12
|
6
|
9
|
54
|
36
|
81
|
13
|
7
|
10
|
70
|
49
|
100
|
14
|
6
|
9
|
54
|
36
|
81
|
15
|
4
|
8
|
32
|
16
|
64
|
Jumlah
|
85
|
112
|
661
|
531
|
904
|
rxy =
rxy =
=
0,455
Hipotesis
:
H0
:
0
H1
:
0
Pengujian :
Menggunakan table ditribusi t (jika n kecil) dengan dk =
n-2
Rumus transformasi r ke t
t =
=
= 1,842
Dari table ditribusi t, untuk
= 0,05 dan dk = n-2 = 13, diperoleh ttabel
= 1,771. Karena thitung lebih besar dari ttabel
[1,842 > 1,771] maka H0 ditolak sehingga disimpulkan terdapat
korelasi positif yang signifikan antara kecerdasan intelektual [X] dengan hasil
belajar matematika [Y]
2. Korelasi Ganda
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan
angka yang menunjukkan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara
dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel
dependen. Simbol korelasi ganda adalah R. korelasi ganda (R) untuk dua variabel
independen dan satu dependen.
Rumus korelasi ganda dua variabel adalah:
Ry.x1x2 =
Dimana:
Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X1
dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y2
ryx1
= Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
= Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 =
Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Hipotesis yang diuji yaitu hipotesis uji dua pihak :
-
H0 :
y.12 = 0
-
H1 :
y.12
0
Pengujian hipotesis korelasi ganda menggunakan uji F
(table distribusi F) dengan derajat kebebasan (dk) terdiri atas:
dk1 = dk pembilang = k (k=banyaknya variable
bebas) dan
dk2 = dk penyebut = n-k-1 (n=banyaknya
pasangan data/sampel)
Konversi nilai koefisien korelasi R kedlam nilai Ehitung
menggunakan rumus :
Fh
=
Criteria pengujian hipotesis, yaitu :
-
Terima H0 jika Fhitung <
Ftabel
-
Tolak H0 jika Fhitung >
Ftabel
Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus
dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product
Moment dari Pearson.
Contoh soal dan pembahasa:
1.
Sebuah penelitian ingin mengetahui hubungan
antara kecerdasan umerik [X1]
dan kecerdasan emosional [X2] dengan konsistensi diri siswa [Y],
dengan data seperti table berikut. Hitung dan ujilah : koefisien korelasi
ganda, koefisisen korelasi parsial ry1,2 dan korelasi parsial ry2.1
Data Kecerdasan Numerik [X1],
kecerdasan emosional [X2] dengan konsistensi diri siswa [Y]
No.
|
X1
|
X2
|
Y
|
1
|
62
|
11
|
16
|
2
|
63
|
21
|
21
|
3
|
61
|
31
|
23
|
4
|
64
|
41
|
26
|
5
|
64
|
61
|
24
|
6
|
67
|
71
|
31
|
7
|
69
|
81
|
31
|
8
|
62
|
71
|
36
|
9
|
63
|
31
|
21
|
10
|
65
|
21
|
46
|
11
|
63
|
41
|
41
|
12
|
67
|
51
|
56
|
13
|
66
|
61
|
61
|
14
|
65
|
51
|
21
|
15
|
68
|
61
|
23
|
16
|
62
|
31
|
24
|
17
|
61
|
71
|
28
|
18
|
63
|
61
|
43
|
19
|
62
|
71
|
44
|
20
|
63
|
71
|
50
|
21
|
64
|
51
|
48
|
22
|
65
|
61
|
38
|
23
|
66
|
41
|
36
|
24
|
62
|
51
|
44
|
25
|
65
|
31
|
51
|
26
|
62
|
21
|
49
|
27
|
66
|
91
|
39
|
28
|
65
|
51
|
29
|
29
|
67
|
51
|
28
|
30
|
64
|
61
|
26
|
Penyelesaian
:
Hipotesis
Verbal :
H0
: Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan numeric [X1] dan
kecerdasan emosional [X2] dengan konsistensi diri [Y]
H1
: Terda[at hubungan antara kecerdasan numeric [X1] dan kecerdasan
emosional [X2] dengan konsistensi diri [Y]
Hipotesis
statistic :
H0
:
P = 0
H1
: P
0
Paradigma
penelitian atau kontelasi masalah sebagai berikut :
H1
|
X2
|
Y
|
3. Korelasi Parsial
Korelasi Parsial digunakan untuk menganalisis bila
peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau mengetahui pengaruh atau mengetahui
hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel
independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, setelah
satu variabel yang diduga dapat memengaruhi hubungan variabel tersebut
tetap/dikendalikan.
Rumus untuk korelasi parsial adalah :
Ryx1x2 =
Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan
rumus:
t =
nilai t table dicari dengn dk = n-1
Contoh soal dan pembahasan :
1.
Korelasi antara ukuran telapak tangan dengan
kemmpuan bicara r1.2 = 0,50. Makin besar telapk tangan makin mampu
bicara (bayi telapak tangan kecil sehingga belum mampu bicara). Padahal ukuran
telapak tangan akan semakin besar bila umur bertambah
2.
Korelasi antara besar telapak tangan dengan
umur r1.3 = 0,7
3.
Korelasi antara kemampuan bicara dengan umur
r2.3 = 0,7
Telapak tangan variable 1, kemampuan bicara variable 2
dan umur variable 3, selanjutnya dapat disusun ke dalam paradigam berikut :
X1
|
R1.3
= 0,7
Y
|
R1.2
= 0,5
X2
|
R2.3
= 0,7
Dari data
–data tersebut bil umur dikendalikan,makudnya adalaj untuk orang yang umurnya
sama,maka korelasi antara besar telapak tangan dengan kemampuan bicara hanya
0,0196.
Rumus untuk
korelasi parsial ditunjukkan pada rumus 7.6 berikut.
Ry.x1x2 =
rumus
7.6
Dapat dibaca : korelsi antara X1 dengan y, bila variable
x2 dikendalikan tau korelasi antara X1 dan Y bila x2
tetap.
Menguji hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antar dua variabel atau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan
pada seluruh populasi dimana sampel
tersebut diambil.
1. Hubungan simetris
2. Hubungan sebabakibat
3. Hubungan interaktif/resiprocal (salingmempengaruhi)
Alat uji yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini
adalah :
Alat uji ini dipergunakan untuk menghitung hubungan
antara variable bila datanya Nominal.
Korelasi Rank Spearman
Dipergunakan untuk mencari hubungan atau untuk
menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal dan
sampelnya kecil.
3. Korelasi Kendall Tau.
Koefisien Korelasi Kendall Tau
Dipergunakan untuk mencari hubungan dua atau lebih
variable dengan data ordinal dan sampelnya besar (>=30).
Berikut ini dikemukakan dua macam statistik nonparametris
yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif, yaitu koefisien Kontingensi
dan korelasi Spearman Rank.
1. Koefisien Kontingensi
Seperti telah ditunjukkan pada table diatas (awal materi)
, bahwa koefisien kontingensi digunakan untuk menghitung hubungan antar
variabel bila datanya berbentuk nominal. Teknik ini mempunyai kaitan erat
dengan Chi Kuadrat yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel
independen. Oleh karena itu, rumus yang digunakan mengandung nilai Chi Kuadrat.
Rumus :
C =
Harga Chi kuadrat dicari dengan rumus:
X2 =
Untuk memudahkan perhitungan, maka data-data hasil
penelitian perlu disusun ke dalam tabel penolong, seperti berikut,
TABEL
PENOLONG UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN C
Var.
B
|
Variabel
A
|
Jumlah
|
|||
B1
|
(A1B1)
|
(A2B2)
|
….
|
(AkBk)
|
|
B2
|
(A2B2)
|
(A3B3)
|
….
|
(AkBk)
|
|
-
|
-
|
-
|
….
|
….
|
|
-
|
-
|
-
|
….
|
.....
|
|
Br
|
(A1Br)
|
(A2B2)
|
….
|
(AkBk)
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Permasalahan :
Apakah terdapat korelasi antara mata pencaharian
dengan jenis obyek wisata
Yang dipilih masyarakat ?
Misal
1 = Nelayan
1 = Pantai
2 = PNS
2 = Pegunungan
3 = Peg. Swasta 3 =
Belanja
4 = Wiraswasta 4 = Bioskop
Hipotesis ?
H0 = Tidak ada hubungan positif antara mata pencaharian
dengan pilihan obyek wisata.
Ha = Ada hubungan positif antara mata pencaharian
dengan pilihan obyek wisata.
Hasil Uji Statistik
Crosstabs
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis mata pencaharian dengan pilihan
rekreasi (H0 diterima). Hal tersebut dapat dilihat dari approx sig sebesar
0,415 yang lebih besar dari alpha 0,05.
2. Korelasi Spearman Rank
Kalau pada Product Moment, sumber data untuk variabel
yang akan dikorelasikan adalah sama, data yang dikorelasikan adalah data
interval atau rasio, serta data dari kedua variabel
masing-masing membentuk distribusi normal, maka dalam korelasi Spearman Rank,
sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonservasikan dapat berasal dari
sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal,
serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal.
Jadi korelasi Spearman Rank adalah bekerja dengan data
ordinal atau berjenjang atau rangking, dan bebas distribusi.Jika sumber datanya
berbeda maka untuk menganalisisnya digunakan Spearman Rank yang rumusnya
adalah:
ρ = 1-
dimana:
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
karena korelasi Spearman Rank bekerja dengan data
ordinal, maka data tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi data ordinal
dalam bentuk rangking .
Permasalahan :
Apakah terdapat korelasi antara golongan tingkat
penerimaan dengan golongan tingkat kemandirian daerah ? (catatanskala
interval dibuat ordinal denganskalatertentu)
Hipotesis :
H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penerimaan dengan
tingkat kemendirian daerah.
Ha = Terdapat hubung anantara tingkat penerimaan DAU
dengan tingkat kemendirian daerah.
HasilUji Nonparametric Correlations
Berdasarkan table tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kedua variable tersebut (H0 diterima) sedangkan dilihat
dari koefisien korelasinya menunjukkan bahwa kedua variable mempunyai
korelasi/hubungan yang negatif.
3. Korelasi Kendal Tau (
Seperti dalam korelasi Spearman rank, korelasi Kendal Tau
dapat digunakan untuk mencari
hubungan dan menguji hipotesis antara dua variable atau lebih, bila datanya
berbentuk ordinal atau rangking. Kelebihan teknik ini bila digunakan untuk
menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari 10, dan dapat dikembagkan
untuk mencari koefisien korelasi parsial. Rumus dasar yang digunakan adalah
sebagai berikut .
Dimana :
=
Koefisisen korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1<
<1
)
A = Jumlah rangkaian atas
B = Jumlah rangkaian bawah
N = Jumlah anggota sampel (pasang data)
Hipotesis yang diuji :
H0 :
= 0
(tidak ada hubungan)
H1 :
0 (tidak ada
hubungan)
Uji
signifikan koefisien korelasi menggunakan rumus z, karena ditribusinya
mendekati distribusi normal, yakni dengan membandingkan uji zhitung dengan
ztabel. Dengan criteria pengujian :
-
Tolak H0 jika zhitung
> ztabel
-
Terima H0 jika zhitung <
ztabel
Konversi
nilai
menjadi zhitung menggunakan rumus :
Z =
Permasalahan :
Apakah terdapat hubungan antara Efektifitas Organisasi
Dengan Kemampuan kerja, Motivasi serta Budaya Organisasi ?
Hipotesis :
H0 :Tidak terdapat hubungan antara Efektivitas Organisasi
dengan Kemampuan kerja, Motivasi serta Budaya Organisasi.
Ha :Terdapat hubungan antara Efektivitas Organisasi dengan
Kemampuan kerja, Motivasi serrta Budaya Organisasi.
HasilUji Nonparametric Correlations
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwavariabel
efektifitas organisasi berkorelasi positif dengan variable kemampuan kerja
(x1) dengan koefisien korelasi positis sebesar 0,805 dan signifikan pada
level 0,000 dan variable budaya (x3) dengan koefisien korelasi positive
sebesar 0,734 dengal level siginifikan 0,000. Sedangkan variable motivasi berkorelasi
negatif sebesar -0,166 dengan level signifikansi (0,220 lebih besardari
0,005, H0 diterimadan Ha ditolak)
Sedangkan untuk melihat seberapa besar korelasi ketiga
variable independen (x1, x2 dan x3) dengan variable dependen (Y)
dipergunakan alat uji konkordansi Kendall. Hasil uji tersebut adalah sebagai
berikut:
Kendall's W Test
Berdasarkan hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen
(X1, X2 dan X3) hanya mempengaruhi variable dependen (Y) sebesar 3,9 %
saja disamping itu juga variable ketiga variable independen (X) secaras imultan
tidak berpengaruh terhadap variable dependen (Y) dilihatdari angka asymp-sig
yang lebih besardari alpha 0,05.
Sumber?
BalasHapus