Pengertian hipotesis
Dari arti
katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya
“SEMENTARA ATAU LEMAH KEBERADAANNYA” dan “THESIS” yang artinya “PERNYATAAN ATAU
TEORI”. Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin
benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan suatu keputusan/ pemecahan
persoalan ataupun dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan suatu hipotesis juga
merupakan sebagai data. Akan
tetapi kemungkinan bisa salah, apabila digunakan sebagi dasar pembuatan
keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan data hasil observasi.
Uji Hipotesis
adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik
dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam
statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh factor yang kebetulan, sesuai
dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis
kadang disebut juga “konfirmasi analisa data”. Keputusan dari uji hipotesis
hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian
untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis
adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima
hipotesis alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan dengan huruf C.
Dalam pengujian
hipotesis kita harus mementukan tolok ukur penerimaan dan penolakan yang
didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri.
Interpretasi
Jika nilai p
lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan, maka hipotesis nol
bisa di tolak. Jika nilai p tidak lebih kecil dari tingkat signifikan test yang
diharapkan bisa disimpulkan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak hipotesa nol,
dan bisa disimpulkan bahwa hipotesa alternatiflah yang benar.
Karena
ketidaktahuan apakah H0 atau H1 yang benar maka kita harus mencoba untuk mebuat
keseimbangan dari keduanya. Umumnya kita mengandalkan bahwa H0 benar sehingga
kita diharapkan pada kesalahan I saja (α) karena kesalahan II digunakan untuk menentukan
kekuatan uji yang ditentukan.
Selang
kepercayaan (1-α) sebuah parameter dalam praduga selang berkaitan erat dengan pengujian
hipotesis jika H1 ditolak dengan taraf yang nyata maka selang kepercayaan (1-α) tidak mengandung parameter spesifik yang ditetapkan
dalam H0.
Definisi berikut diambil dari buku karangan Lehmann
dan Romano:
- Hipotesis statistik adalah Sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah populasi (bukan sampel).
- Statistik adalah Angka yang dihitung dari sekumpulan sampel.
- Hipotesis nol (H0) adalah Sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan.
- Hipotesis alternatif (H1) adalah Sebuah hipotesis (kadang gabungan) yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan.
- Tes Statistik adalah Sebuah prosedur dimana masukannya adalah sampel dan hasilnya adalah hipotesis.
- Daerah penerimaan adalah Nilai dari tes statistik yang menggagalkan untuk penolakan hipotesis nol.
- Daerah penolakan adalah Nilai dari tes statistik untuk penolakan hipotesis nol.
- Kekuatan Statistik (1 − β) adalah Probabilitas kebenaran pada saat menolak hipotesis nol.
- Tingkat signifikan test (α) adalah Probabilitas kesalahan pada saat menolak hipotesis nol.
- Nilai P (P-value) adalah Probabilitas, mengasumsikan hipotesis nol benar.
Berikut adalah definisi hipotesis menurut para ahli:
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan
semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran
atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat
menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan
digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat
terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel .
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat
suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah
kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan
hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah
hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya
tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap
hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya
hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya
hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :
1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan
variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada,
memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab
lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut
4. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka
hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
G.E.R brurrough
mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
·
Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
·
Penelitian tentang perbedaan
·
Penelitian hubungan.
Kegunaan hipotesis
Ada beberapa Kegunaan yang terdapat dari hipotesis
antara lain:
qHipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala.
qHipotesis sebagai pengetahuan dalam suatu bidang.
qHipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang
langsung dapat diuji dalam penelitian.
qHipotesis memberikan arah kepada penelitian.
qHipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan.
Arah atau bentuk uji hipotesis
Bentuk hipotesis alternative akan menentukan arah uji statistic apakah satu
arah ( one tail ) atau dua arah ( two tail ).
vOne tile ( satu sisi )
Adalah bila hipotesis alternativena menyatakan adanya perbedaan dan ada
pernyataan yang mengatakan yang satu lebih tinggi atau rendah dari pada yang
lain.
vTwo tile ( dua sisi )
Merupakan hipotesis alternative yang hanya menyatakan perbedaan tanpa
melihat apakah hal yang satu lebih tinggi atau rendah dari hal yang lain.
Contoh penulisan hipotesis
Suatu penelitian ingin mengetahui
hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kekebalan tubuh, maka hipotesisnya adalah:
HO :
=
Tidak ada perbedaan antara tingkat kekebalan laki-laki dan perempuan atau
tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan sistem imun.
HO : ›
Ada perbedaan kekebalan tubuh laki-laki dan perempuan atau ada hubungan
antara jenis kelamin dan tingkat kekebalan.
Jenis-jenis hipotesis
Pengujian hipotesis dapat di bedakan atas beberapa jenis berdasarkan
criteria yang menyertainya.
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
Didasarkan atas
jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat di bedakan atas tiga
jenis, yaitu sebagai berikut .
a.
Pengujian hipotesis tentang rata-rata
Pengujian
hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata
populasi yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1. Pengujian
hipotesis satu rata-rata
2.Pengujian
hipotesis beda dua rata-rata
3.Pengujian
hipotesis beda tiga rata-rata
b. Pengujian
hipotesis tentang proporsi
Pengujian
hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi
yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1. Pengujian
hipotesis satu proporsi
2.Pengujian
hipotesis beda dua proporsi
3.Pengujian
hipotesis beda tiga proporsi
c. Pengujian
hipotesis tentang varians
Pengujian
hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata
populasi yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1.
Pengujian hipotesis tentang satu varians
2.
Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians
2. Berdasarkan
Jumlah Sampelnya
Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat di bedakan
atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Pengujian
hipotesis sampel besar
Pengujian
hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih
besar dari 30 (n > 30).
b. Pengujian
hipotesis sampel kecil
Pengujian
hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih
kecil atau sama dengan 30 (n ≤ 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
Didasarkan atas jenis distribusi yang digunakan, pengujian hipotesis
dapat di bedakan atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Pengujian
hipotesis dengan distribusi Z
Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis
yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut
tabel normal standard. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan
nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
yang di kemukakan.
Contohnya :
1. Pengujian
hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar
2. Pengujian
satu dan beda dua proporsi
b. Pengujian
hipotesis dengan distribusi t (t-student)
Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis
yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut
tabel t-student. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan nilai
dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang di
kemukakan.
Contohnya :
1. Pengujian
hipotesis satu rata-rata sampel kecil
2. Pengujian
hipotesis beda dua rata-rata sampel kecil
c. Pengujian
hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)
Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat) adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi χ2 sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel χ2. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan nilai dalam
tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang di
kemukakan.
Contohnya :
1. Pengujian
hipotesis beda tiga proporsi
2. Pengujian
Independensi
3. Pengujian
hipotesis kompatibilitas
d. Pengujian
hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi F (F-ratio) sebagai uji statistik. Tabel
pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan
nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
yang di kemukakan.
Contohnya :
1.
Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata
2. Pengujian
hipotesis kesamaan dua varians
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
Didasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian
hipotesis di bedakan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Pengujian
hipotesis dua pihak (two tail test)
Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis di mana
hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = dan
H1 ≠)
b. Pengujian
hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Pengujian hipotesis
pihak kiri adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis nol (Ho)
berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau
sama dengan” (Ho = atau Ho ≥ dan H1 < atau
H1 ≤ ). Kalimat “lebih
kecil atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”.
c. Pengujian
hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
Pengujian hipotesis
pihak kanan adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis nol (Ho)
berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau
sama dengan” (Ho = atau Ho ≤ dan H1 > atau
H1 ≥). Kalimat “lebih
besar atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling banyak atau paling
besar”.
Prosedur Pengujian Hipotesis
Prosedur
pengujian hipotesis statistic adalah langkah-langkah yang di pergunakan dalam
menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah
pengujian hipotesis statistic adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau
perumusan hipotesis statistic dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut;
a.
Hipotesis nol / nihil (HO)
Hipotesis nol
adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji.
Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
b.
Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis
alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1) H1
menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kanan.
2) H1
menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
3) H1
menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum,
formulasi hipotesis dapat di tuliskan :
Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis
alternatif (Ha) di tolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis
alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0)
ditolak.
2.
Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan
hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf
nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau
hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf
nyata di tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang
dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di
tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian
(critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z),
distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel
di sebut nilai kritis.
3.
Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji
statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk
pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
a.
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau
lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai
kritis.
b.
Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau
lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai
kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini
4. Menentukan
Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi.
Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di hitung
adalah statistik sampel (S).
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan
kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai
uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a.
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai
kritisnya.
b.
Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis
tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut.
Langkah 1
: Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatifnya (Ha)
Langkah 2
: Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Langkah 3
: Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Langkah 4
: Melakukan uji statistic
Langkah 5
: Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
1. Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata
a. Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n >
30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya
adalah sebagai berikut.
1. Formulasi
hipotesis
a. Ho
: µ = µo
H1 : µ > µo
b. Ho
: µ = µo
H1 : µ < µo
c. Ho
: µ = µo
H1 : µ ≠ µo
2. Penentuan
nilai α (taraf nyata) dan nilai Z table (Zα)
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari
tabel.
3. Kriteria
Pengujian
a. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ > µo
o Ho di terima jika Zo ≤ Zα
o Ho di tolak jika Zo > Zα
b. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ < µo
o Ho di terima jika Zo ≥ -
Zα
o Ho di tolak jika Zo < - Zα
c. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
o Ho di terima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
o Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
4. Uji
Statistik
a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :
b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :
5. Kesimpulan
Menyimpulkan
tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria
pengujiannya).
a)
Jika H0 diterima maka H1 di tolak
b)
Jika H0 di tolak maka H1 di terima
b. Sampel kecil | |
Untuk pengujian
hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji statistiknya
menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai
berikut.
1. Formulasi
hipotesis
a. Ho
: µ = µo
H1 : µ > µo
b. Ho
: µ = µo
H1 : µ < µo
c. Ho
: µ = µo
H1 : µ ≠ µo
2. Penentuan
nilai α (taraf nyata) dan nilai t- tabel
Menentukan nilai α
sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu
menentukan nilai tα;n-1
atau tα/2;n-1
ditentukan dari tabel.
3. Kriteria
Pengujian
a. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ > µo
o Ho
di terima jika to ≤ tα
o Ho
di tolak jika to > tα
b. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ < µo
o Ho
di terima jika to ≥ - tα
o Ho
di tolak jika to < - tα
c. Untuk Ho
: µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
o Ho
di terima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
o Ho
di tolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2
4. Uji
Statistik
a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :
b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :
5. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai
dengan criteria pengujiannya).
a)
Jika H0 diterima maka H1 di tolak
b)
Jika H0 di tolak maka H1 di terima
2. Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
a. Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian
hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji statistiknya
menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai
berikut.
1. Formulasi
hipotesis
a. Ho
: µ = µo
H1 : µ > µo
b. Ho
: µ = µo
H1 : µ < µo
c. Ho
: µ = µo
H1 : µ ≠ µo
2. Penentuan
nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα)
Mengambil nilai
α sesuai soal,
kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari
tabel.
3. Kriteria
Pengujian
a. Untuk Ho
: µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2
o Ho
di terima jika Zo ≤ Zα
o Ho
di tolak jika Zo > Zα
b. Untuk Ho
: µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2
o Ho
di terima jika Zo ≥ - Zα
o Ho
di tolak jika Zo < - Zα
c. Untuk Ho
: µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
o Ho
di terima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
o Ho
di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
4. Uji Statistik
a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :
b. Simpangan baku populasi diketahui | |
5. Kesimpulan
Menyimpulkan
tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria
pengujiannya).
a)
Jika H0 diterima maka H1 di tolak
b)
Jika H0 di tolak maka H1 di terima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar